Desa Putatgede menuju desa satelit.. Mari membangun desa bersama

Minggu, 31 Juli 2011

Lounching Logo Kabupaten Kendal

Tepat pada Hari Sabtu, Tanggl 30 Juli 2011.
Kendal – Bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Kendal yang ke – 406, Pemkab meluncurkan Logo Daerah yang Baru di sela – sela upacara peringatan Hari Jadi di Alun – Alun Kendal, Kamis ( 28/7 ). Logo lama dianggap telah usang dan tidak sesuai dengan perkembangan dan Potensi Kabupaten Kendal.
Bupati Kendal, dr. Hj. Widya Kandi Susanti, MM, CD dengan didampingi Wakil Bupati Kendal, H. Muh. Mustamsikin, S.Ag, M.Si serta para Muspida Kendal, membuka logo yang lama untuk digantikan logo yang baru di sebaliknya. Pembukaan logo baru diikuti dengan penandatanganan Sampul Hari Pertama ( SHP ) prangko khusus Hari Jadi Kabupaten Kendal ke – 406 oleh Bupati Kendal.
Bupati Widya mengungkapkan, logo yang lama berupa kendil yang didalamnya terdapat berbagai lambang, dirasa tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan kondisi Kabupaten Kendal yang semakin dinamis. “ Seluruh potensi Kabupaten Kendal terkungkung dan tidak dapat dilihat jelas serta tidak dapat dikembangkan karena disimpan dalam sebuah ‘kendil’, ujar Bupati.
Dengan demikian, lanjut Bupati Kendal, perlu logo atau lambang yang baru yang mampu mewadahi berbagai potensi dan semangat serta komitmen untuk maju mewujudkan Kabupaten Kendal yang maju, makmur dan sejahtera yang senantiasa dicita –citakan sejak berdirinya kabupaten Kendal pada 28 Juli 1605.
Kondisi saat ini, menurut Bupati, Kabupaten Kendal telah mencapai berbagai prestasi dan keberhasilan pembangunan yang dapat dirasakan. Dengan logo yang baru, akan membuat prestasi dan hasil yang sudah ada akan semakin baik.
Dalam satu tahun pemerintahannya, Kendal telah mulai menggeliat yang ditandai dengan berbagai pembangunan. Hasil yang telah dicapai antara lain, pembangunan kembali pelabuhan Kendal sebagai dermaga penumpang dan barang berkelas internasional, pengoperasian Terminal Kayu Terpadu, kawasan ruang public dan percontohan terbaik se-Indonesia.
Selain itu, Ditemukannya kembali Batik Kendal asli yang berasal dari Kaliwungu yang pernah jaya pada 1950an, oleh Bupati Widya. Batik ini, menurut Bupati akan dikembangkan kembali sebagai sentra industri untuk mengangkat perekonomian masyarakat Kabupaten Kendal.
Dan yang tak kalah membanggakan adalah perkembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) yang ditandai dengan penghargaan dari pemerintah pusat berupa Setya Lencana Wira Karya Bhakti kepada kabupaten Kendal yang diterima Bupati Kendal. ( HEDJ/HMS Kendal ).

Sumber :
http://www.kendalkab.go.id/index.php/berita/2042-kendal-launching-logo-baru

Jumat, 15 Juli 2011

Tingkatkan SDM anak, Dirikan TPQ

Akhir pekan lalu tepatnya Hari Jum'at, 8 Juli 2011 adalah merupakan pertemuan lanjutan sekaligus sebagai penentu dibentuknya Taman Pendidikan Qur'an (TPQ) di Desa Putatgede. Keputusan ini diambi oleh Tim Sebelas (Yang terdiri Tomas, Toga dan Lembaga Desa al. Bp. Solikhin, Bp. Muzaenal, Bp. H. Parwuwanto, dll) , atas persetujuan dari RT/RW, dan lembaga Desa (BPD, LPM), Takmir Masjid Desa beserta para Toga dan Tomas ang dipimpin langsung oleh Kepala Desa (Bp. Supriyadi).
Didalam rapat tersebut telah ditentukan pula beberapa Ustad dan ustadzah untuk memberikan pelajaran, dengan merekrut tokoh agama desa dan pemuda pemudi desa Putatgede lulusan Pondok Pesatren. Untuk pemberian nama TPQ Desa sementara masih dalam pertimbangan.
Bekerjasama dengan Pihak Ta'mir Masjid Nurul Huda Desa Putatgede, TPQ inilah wujud dari upaya Pemerintah Desa meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi warganya untuk mengenyam pendidikan Agama bagi anak-anak usia dini. Karena pada tahun sebelumnya Pemerintah Desa sudah berhasil mendirikan TK "Nusa Bakhti" dengan Bantuan dari Kementerian lewat Dirjen Pendidikan Dasar Jakarta sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus lima puluh juta rupiah). Sampai saat ini warga sangat antusias mendaftarkan putra-putri mereka di TK "Nusa Bakhti" dengan jumlah siswa sebanyak 41 siswa.
Dilain pihak selama kurun waktu 3 periode Kepala Desa, masyarakat mencari pendidikan agama bagi putra putrinya melancong ke desa tetangga. Ada yang di Kelurahan Sukodono, Desa Dempelrejo dan Desa Bulugede.
Harapan ke depan, putra-putri usia dini yang ada di wilayah Desa Putatgede tidak lagi menyekolahkan sampai ke desa-desa tetangga. Dimulai hari Senin kemarin telah dibuka pendaftaran santri baru dengan gratis sampai dengan dimulainya Tahun Pelajaran baru pada 2 Muharam 1434 H.

Minggu, 10 Juli 2011

Ajak istri RT, RW & Lembaga untuk hidupkan PKK

Di tahun-tahun terakhir ini kelompok PKK Desa Putatgede memang belum mendapat tanggapan yang belum berarti. Pada hari ini (Minggu, 10-7-2011 jam 16.00 WIB) Ketua PKK Desa Putatgede (Ibu Uswatun Khasanah lewat Kepala Desa mengundang para Istri Ketua RT, Ketua RW dan Lembaga desa setempat guna menghidupkan PKK. Ditengah-tengah acara tersebut diperagakan Demo Pembuatan Kue yang dipimpin langsung oleh Ketua PKK dengan dibantu Sekretaris PKK (Ibu Aziroh). 
Selama ini PKK hanya dihadiri oleh sebagian istri perangkat desa bersama dengan warga sekitar balai desa Putatgede. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap bulan sekali pada hari minggu minggu pertama. Untuk mengikat para anggotanya sesuai kesepakatan dibentuk juga Arisan berupa uang sebesar Rp.10.000,- per anggota. 
Kepala Desa (Bp. Supriyadi) berharap dimulai tahun ini dengan merangkul para istri-istri Ketua RT/RW dan Lembaga dan bahkan masyarakat dapat menghidupkan kegiatan PKK sehingga sejajar dengan kelompok Tahlil / maulud yang telah berjalan dimasyarakat setempat.

Sabtu, 09 Juli 2011

Mendulang Emas Hijau di Tanah Hitam

Di tengah-tengah gencarnya RUU / RPP Tembakau akan disahkan, ratusan Petani di Desa Putatgede seakan tak perduli dengan situasi seperti itu.
Mereka justru lebih memperhatikan bagimana agar hasil tembakau mereka kelak bisa terjual dengan harga yang tinggi. Karena bagi mereka Tembakau adalah Ladang Emas dari dulu secara turun temurun.
Sudah sepantasnya jika APTI (asosiasi Petani Tembakau Indonesia) mendesak pemerintah agar segera membuat proteksi import untuk petani tembakau. yang kedua adalah pengembalian cukai tembakau harus berdasarkan luasan lahan, bukan untuk kampanye anti rokok.
Masyarakat Desa Putatgede hidup dari tembakau, sehingga, yang menghalangi perdagangan tembakau sama saja mematikan rakyat. Ratusan petani akan jadi pengangguran. Lihat saja aktifitas sekarang ini, mencari tenaga saja sudah sulitnya bukan main. Mereka tiap hari bergelut dengan cangkul dan sabit guna Mendulang Emas dari Tembakau.