Minggu, 22 Januari 2012
Gotong Royong Benahi Tanggul
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah beberapa bulan lalu bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kendal telah melakukan Proyek Tanggulanisasi, salah satunya berada di Sungai Penut yang memisah antara dua Desa yaitu Desa Dempelrejo dan Desa Putatgede. Proyek tersebut melibatkan dikerjakan mulai dari Desa Banyuurip yang berada di sebelah selatan Rel Kereta Api kemudian sampai Kelurahan Sukodono dan Kelurahan Trompo. Proyek tersebut awal mulanya banyak menuai protes dari warga, karena ada beberapa Tanah milik warga (Wajib Pajak) yang terkena, namun melalui pendekatan dari Pemerintah desa kepada warga akhirnya selesai juga. Banyak warga sangat mendukung dan berterima kasih dengan adanya proyek tanggulanisasi tersebut, karena diharapkan Banjir tidak lagi meluap di wilayah perkampungan dan wilayah areal pertanian. Namun banyak juga warga petani yang menyayangkan setelah adanya proyek itu.
Sejalan dengan musim penghujan dengan curah yang tinggi dari wilayah selatan akibatnya sungai meluap. Sehingga setelah berakhirnya proyek tanggulanisasi tersebut, ada beberapa titik khususnya yang berada di daerah aliran tikungan tidak mendapatkan penanganan yang serius dan masih labilnya tanah tanggul tersebut banyak tanggul banyak yang longsor. Longsor yang sangat membahayakan di titik Sebelah timur Tanah sawah Milik Bp. H. Rasmadi dan Bp. Ihsan yang digarap oleh Bp. Karyadi, hampir 90% tanggul rusak. Sehingga dikhawatirkan Areal sawah pertanian di desa Putatgede kurang lebih seluas 30 Ha berada di Blok Wetan Gili, Blok Kulon Gili dan Blok Tegalan akan tergenang air, akibatnya tanaman padi yang sudah hampir panen akan musnah diterjang air.
Berkat kesadaran warga, melalui Pemerintah Desa akhirnya petani penggarap yang ada di sekitar wilayah longsor diadakan pertemuan dengan menghasilkan kesepakatan untuk Gotong Royong memperbaiki Tanggul tersebut pada hari Minggu, 21 Januari 2012, dengan masing-masing petani diharuskan membawa sak (kantong pupuk) 5 buah. Kantong-kantong tersebut diisi dengan tanah yang kemudian akan di letakkan dibekas tanah longsor. Dihari pertama sebagian petani sudah melaksanakan persiapan awal, yaitu disepanjang 25 meter dititik tersebut oleh warga di perkuat dengan menggunakan pagar bambu sebagai pancang / penguat tanggul dan mengisi kantong-kantong sak tersebut dengan tanah. Sebagian lagi petani yang belum berangkat diesok hari akan meneruskan dengan mengangkut tanah tersebut untuk di letakkan di bekas tanah longsor tersebut.
Harapan petani saat ini, semoga setelah tanggul itu selesai tidak menimbulkan banjir meluap diareal tanaman padi mereka. Amiin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar